UNAIR NEWS – Manajemen sebuah rumah sakit berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dalam pengelolaan rumah sakit yang bersangkutan. Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengadakan lokakarya bertajuk “Strategi Pengendalian Biaya (Cost Containment) Rumah Sakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional” pada 23-24 Januari 2016 bertempat di Hotel Novotel Surabaya.
Hadir pemateri dalam lokakarya tersebut Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr. PH (Dosen FKM UNAIR), Drs. Widartoyo, AK, MM, M.Si, CPA (Akuntan Publik dan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ), serta Hargo Wahyuono, S.E. Ak., M.Si (Praktisi R.S. dan Dosen FKM UNAIR).
Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan direktur dan dokter dari 42 rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, 4 Klinik, 2 Dinas Kesehatan di Jawa Timur, dan mahasiswa S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM. Lokakarya membahas pola dan strategi dalam pengendalian biaya di rumah sakit.
Berbagai materi yang disampaikan diantaranya mengenai penataan pelayanan pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pentingnya strategi pengendalian biaya, kebijakan strategis cost containment serta simulasi penggunaan Efficiency Measurement System (EMS), dan Root Cause Analysis (RCA) oleh masing-masing pemateri.
Tujuan diadakannya lokakarya ini yaitu memberikan pemahaman tentang pengendalian biaya, bukan hanya untuk rumah sakit, namun juga untuk klinik, puskesmas, dan instansi lainnya pada era JKN. Berkaitan dengan tingkat efisiensi, rumah sakit harus selalu mengadakan survey kepuasan dengan memantau aset dan tenaga ahli yang berada di instanti terkait secara berkala.
“Rumah sakit harus selalu melakukan survey dalam hal kepuasan serta dalam pengendalian biaya pada era JKN, untuk menuju efisiensi atau cost containment. Terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan seperti cost awareness, cost management, cost monitoring, dan cost appearance,” papar Widodo.
Monitoring secara berkala ini berguna untuk memanfaatkan aset secara maksimal, memicu kemampuan bersaing dengan lebih mengefisienkan output dan input sebagai modal awal menuju keunggulan kompetitif, serta bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan diperolehnya pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran.
Relevansinya, sebuah pemanfaatan dan pengelolaan aset yang efisien dalam mencapai keunggulan kompetitif harus memiliki sasaran dalam upaya meningkatkan kesejahteraan organisasi. Sehingga, target yang diperoleh pada akhirnya akan menciptakan Organization Citizenship Behaviour (OCB) di semua lini.
“Salah satu alasan yang menyebabkan ketidakefektifan sebuah rumah sakit contohnya seperti sering terjadinya banyak penumpukan barang dengan beban yang biasanya dibebankan pada masa lalu, akhirnya dibebankan kembali di masa sekarang. Penumpukan itulah yang nantinya sering kita sebut dengan opportunity cost,” tambah seorang akuntan publik dan pengurus PERSI.
Selama berjalannya lokakarya di ruang Brawijaya, peserta juga diberikan pelatihan pengolahan data dengan aplikasi Efficiency Measurement System (EMS). Dengan aplikasi inilah para peserta dapat secara langsung melihat model perhitungan perbandingan tingkat efisiensi antar unit kerja berdasarkan data multioutput dan multiinput.
Keseriusan terlihat dari wajah para peserta seminar pada saat dimulainya input data ke masing-masing software yang disediakan. Tampak pula panitia yang senantiasa memantau kesulitan para peserta lokakarya dengan mendatanginya satu per satu.(*)
Penulis: Disih Sugianti
Editor: Binti Q. Masruroh