Sebagai wujud sumbangsih pendidikan dalam era globalisasi di bidang kesehatan, mahasiswa program studi S-2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, menyelenggarakan seminar internasional di The Square Ballroom, Sabtu (13/8). Seminar internasional ini dihadiri oleh pemangku kebijakan, peneliti, pimpinan rumah sakit, klinik, maupun puskesmas.
Seminar internasional bertema “Assuring Healthcare Quality in Indonesia’s Universal Health Coverage Era through Effective and Efficient Use of High Technology” dibuka oleh Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso. Dalam sambutannya, Prof. Djoko mengatakan bahwa hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam persiapan menuju konsep universal health coverage (UHC) adalah mewujudkan kemudahan masyarakat dalam mengakses kebutuhan terhadap kesehatan tanpa adanya kendala finansial dengan pelayanan yang memuaskan.
Benny Anggarbito, drg., selaku ketua panitia mengatakan, seminar ini merupakan program tahunan prodi S-2 AKK. Tahun ini, panitia mendatangkan pembicara dari luar negeri untuk berbagi ilmu. Seminar ini digagas oleh gabungan mahasiswa dari tiga peminatan yaitu MARS (manajemen rumah sakit), MPK (manajemen pelayanan kesehatan) dan MK (manajemen kesehatan). Tujuan penyelenggaraan seminar ini adalah mendiskusikan konsep jaminan kesehatan nasional mengenai UHC yang diterapkan pada tahun 2019 mendatang.
“Seminar internasional ini juga sebagai bentuk kerja nyata dari kami untuk meningkatkan optimisme bahwa Indonesia bisa menerapkan HTA (Health Technology Assesment) seperti di negara lain, seperti di Thailand yang lebih dulu menerapkan,” tutur Benny.
Dalam seminar internasional ini, ada tiga pembicara yang hadir yakni Prof. Dr. Iekhsan Oetman (Dekan Fakultas Perobatan, Universitas Monash, Malaysia), Dr. Yot Teerawattananon, Ph. D (birokrat Kementerian Kesehatan Masyarakat, Thailand), dan Widodo J.P., dr., Ph.D ( dosen FKM UNAIR).
Dalam kesempatan tersebut, Yot berbagi informasi mengenai konsep UHC, dan penerapan HTA secara efisien dan efektif di Thailand. Yot juga berharap, Indonesia bisa segera menerapkan kebijakan HTA. (*)
Penulis: Faridah Hari
Editor: Defrina Sukma S.